KANKER DI PUSAT SARAF OTAK TAK BISA DIOPERASI, MELEWATI 10 TAHUN DENGAN ECCT TANPA OPERASI TANPA KEMO

Kisah perjuangan anak umur 12 tahun terkena kanker otak di pusat saraf yang telah memenuhi hampir seluruh otaknya melewati 10 tahun dengan ECCT  tanpa operasi, tanpa kemo.





Gambar: Hasil MRI awal Adnan tahun 2014 dan perkembangannya setelah pakai ECCT hingga 2017 (atas); Foto Adnan tahun 2015, 2022 saat mencapai 10 tahun sebagai survivor kanker otak dan foto terakhir tahun 2023 dalam kondisi yang sehat. 

***
Umurnya baru 12 tahun (September, 2012) ketika ia didiagnosa tumor  ganas di pusat koordinasi bagian otaknya yang disebut basal glangia. Namanya Adnan Krisna Murti.

Tumornya menekan bagian mesencephalon kiri yang mengatur pergerakan mata dan memproses sinyal penglihatan dan pendengaran (MRI, 5/9/12) menyebabkan keluhan sakit kepala hebat, serta gangguan pada penglihatan, pendengaran, serta motorik tidak bisa jalan.

Alternatif pengobatan pun hampir tak ada: Tak bisa dioperasi, radiasi pun tak bisa dilakukan untuk mematikan tumornya tanpa merusak saraf vital. Ia harus berhenti dari sekolahnya yang masih di bangku SD.

Segala bentuk pengobatan alternatif ditempuhnya, dicarikan oleh ayahnya. Termasuk akhirnya ECCT yang saat itu masih dalam pengembangan sangat awal.

Saat itu belum banyak kasus otak yang ditangani dengan ECCT. Apalagi kasus yang berat seperti kasusnya di pusat saraf otak.

Hanya ada satu kasus dengan tipe sel yang sama sebelumnya yang mengalami perbaikan luar biasa: 2 bulan bisa kembali normal dari kondisi lumpuh total dan tak bisa bangun. Yaitu kasus Willy Saputra (21 tahun), kasus otak pertama yang menggunakan ECCT. Hanya posisinya berbeda, di otak kecil. Efek yang mungkin terjadi relatif ringan.

Karenanya ayahnya nekad memakaikan alat ECCT untuk Adnan.

Setelah pakai ECCT kondisi Adnan berangsur membaik, penglihatan dan pendengarannya kembali. Dia bisa jalan kembali setelah 3 bulan, dan mulai bisa beraktifitas normal dan masuk sekolah kembali.

Dan karena merasa sudah sembuh alat kemudian ia stop alat setelah pemakaian kurang lebih setahun. Kondisinya relatif normal-normal saja.

Hanya setelah setahun sejak stop alat, pada pertengahan 2014 ia mulai merasakan keluhan kembali seperti sebelum pakai alat. Sakit kepalanya kembali hebat, matanya kembali tak bisa melihat, kakinya kembali tidak bisa jalan.

Hail MRI menunjukkan massa yang cenderung membesar dibandingkan dengan sebelum pakai alat.

Ia kemudian pakai alat ECCT kembali. Tetapi kondisinya terus mengalami penurunan, penglihatan dan pendengarannya semakin berkurang, kakinya tetap tak bisa jalan.

Hasil MRI setelah pemakaian alat lagi selama 4 bulan menunjukkan massa tumor yang semakin membesar. Ukurannya mencapai lebih dari 10 cm memenuhi hampir seluruh bagian pusat otak hingga sebagian besar otaknya sebelah kiri (MRI, 6/9/14).

Semua panik tak tahu apa yang harus dilakukan. Satu-satunya cara yang masih bisa dilakukan adalah mendesain ulang alat ECCT yang berupa helem. Desain ulang dicoba dilakukan untuk membuat medan listrik bisa lebih fokus pada bagian pusat massa yang berada di bagian otak yang paling dalam yang sulit dijangkau gelombang.

Perbaikan mulai dirasakannya setelah memakai alat baru. Kondisinya semakin membaik, kakinya mulai bisa jalan kembali, penglihatan dan pendengarannya juga membaik. Hanya ia tetap belum bisa melihat kembali, hanya cahaya gelap dan terang saja yang bisa dia bedakan. Sakit kepalanya yang tadinya dia rasakan sangat hebat hampir hilang sama sekali.

Hasil MRI setelah 6 bulan setelah memakai alat baru massa tumornya mengalami pengurangan secara signifikan, cairan otak yang terbendung (hidrosefalus) juga berkurang signifikan. Ia terus memakai alat, khawatir tumor berkembang kembali seperti terjadi sebelumnya ketika stop alat.

Hasil MRI (3/2/17) menunjukkan massa tumor yang semakin mengecil meskipun tak benar-benar hilang, seperti meninggalkan bekas luka (scar tissue). Mungkin karena itu saraf matanya belum bisa kembali melihat.

10 tahun sejak pertama kali pakai alat ECCT kondisi Adnan tetap sehat, tak ada keluhan sakit. Ia tetap belum bisa melihat, tetapi bisa membaca dan menulis pesan di WA dengan menggunakan aplikasi text-to-voice.

Adnan mendapatkan alat baru selain untuk pencegahan tumornya tumbuh lagi dari bekas tumor lama, juga alat baru untuk melatih sarafnya dengan program modulasi gelombang listrik terbaru.

Mudah-mudahan tetap sehat buat Adnan, dan semoga bisa melihat kembali suatu ketika (WS).

Tentang ECCT: 
https://c-techlabs.com/electro-capacitive-cancer-therapy-ecct-devices/

Comments