10 TAHUN DARI JEPANG KE INDONESIA MENCARI PENGOBATAN KANKER, TANPA OPERASI TANPA KEMO

Namanya Sae, bukan nama sebenarnya. Awalnya ia dan suaminya tak percaya bahwa hasil diagnosa dokter adalah kanker. 

Gambar: Hasil MRI mamae Sae dari tahun ke tahun menunjukkan kondisi massa tumor yang semakin bersih terutama setelah tahun 2019.

"Tak mungkin, " kata suaminya. Isterinya hanya pasrah. Itu terjadi bulan Mei, 2014, 9.5 tahun yang lalu.

Hasil MRI menunjukkan adanya jaringan asing di dalam payudara bergerombol disertai penyebaran kecil-kecil di sekitarnya. Hasil biopsinya ganas.

Alternatif yang diberikan oleh dokternya di Tokyo adalah standar konvensional: operasi mastektomi radikal, diikuti dengan radiasi dan kemo. Hanya dokternya mengingatkan bahwa tipenya termasuk resisten terhadap kemo dan radiasi, dan kalaupun dioperasi kemungkinan muncul lagi dan menyebar tinggi.

Tak puas dengan solusi yang diberikan oleh dokternya, Sae bersama suaminya berusaha mencari alternatif ke dokter lain. Awal Oktober akhirnya mereka menemukan dokter lain di Osaka yang menawarkan alternatif pengobatan tanpa operasi maupun kemo: ECCT, dikombinasikan dengan terapi imunitas yang menjadi spesialis dokternya.

Sae bersama suaminya mulai tertarik dengan ECCT. Hanya karena kurang puas dengan penjelasan dokternya, mereka berdua ingin mencari sumbernya langsung: Indonesia.

Dibantu dengan kenalan orang Indonesia di Tokyo akhirnya mereka berdua sampai di C-Care, Alam Sutera, Tangerang, Oktober 2014. 

Dari hasil analisa tipe sel, jenis kanker yang dialami Sae adalah jenis yang paling sulit ditangani dengan ECCT: Tipe C2, karakter fisiknya keras, cepat berkembang, mudah menyebar. Dalam waktu kurang dari 6 bulan ukurannya sudah bertambah 2X lipat.

Berdasarkan karakter respon terhadap terapi listrik termasuk cepat (sel mudah mati), tetapi karena tipenya keras, sel-sel matinya tak mudah terbuang keluar tubuh melalui pup, urin maupun keringat, pembuangannya sangat lambat, sementara tipenya berkembang cepat. 

Dengan ECCT mungkin bisa tanpa operasi, tetapi tipe ini memerlukan proses yang panjang, tak bisa buru-buru. Tipe ini juga sangat dipengaruhi oleh hormon tubuh, apabila secara psikis tertekan, kankernya juga mudah perkembangan. Akan memerlukan kesabaran yang luar biasa untuk bisa mengatasinya.

Sae dan suaminya memilih proses yang panjang itu, dengan kesabaran luar biasa. Setiap tahun berdua mereka datang dari Tokyo ke Tangerang untuk melakukan pemeriksaan, cek alat dan konsultasi. Di awal-awal setahun bisa dua kali. Biaya perjalanan sekali datang (dengan bisnis) bisa mencapai lebih dari 20 kali lipat biaya alat selama setahun di Indonesia, kira-kira setara dengan biaya satu set alat kalau dia mendapatkannya di Jepang. 

Mereka rutin melakukan perjalanan Jepang-Indonesia selama 2014-2019. Hanya sejak masuk masa pandemi mereka belum datang lagi ke Indonesia, sebaliknya mereka mengundang tim C-Care datang ke Tokyo.

Perkembangan kankernya seperti diduga dari awal tak mengalami perubahan secara signifikan selama beberapa tahun awal, tetapi tak mengalami perburukan juga, dan yang jelas tak terjadi penyebaran. Selama 5 tahun pertama relatif stagnan. 

Perkembangan signifikan mulai terjadi setelah alat diganti baru berdasarkan hasil riset dan pengembangan baru akhir tahun 2019. Ia hampir selalu ganti alat setiap datang ke Indonesia, setiap ada pengembangan alat baru. Mereka faham bahwa alat ECCT masih dalam pengembangan, tetapi bagi mereka itu adalah chance terbaik untuk bisa bertahan hidup lebih lama dengan penyakitnya, syukur bisa terbebas sama sekali.

Setahun setelah ganti alat baru hasil pengembangan terbaru setelah 2019, hasil MRI menunjukkan massa kanker yang berkurang hampir separohnya, setahun berikutnya hampir bersih.  

Kondisi umumnya baik-baik saja, sejak pertama kali didagnosa kanker 10 tahun sebelumnya tak pernah terlihat sakit berat dari luar. Ia tak pernah konsumsi obat pereda nyeri ataupun radang sebagaimana penderita kanker pada umumnya. Bahkan ketika masa pandemi sekali pun, Sae tak pernah terdeteksi positif Covid-19, meskipun serumah dengan suaminya yang sempat mengalami positif Covid. 

Hasil MRI akhir tahun 2023 setelah mencapai hampir 10 tahun sejak didiagnosa kanker menunjukkan massa tumor yang tinggal beberapa titik yang kemungkinan masih tersisa. Mudah-mudahan terus membaik hingga bersih, dan tetap sehat buat Ibu Sae (WS).

Tentang ECCT:

https://c-techlabs.com/electro-capacitive-cancer-therapy-ecct-devices/

Comments