Tahun 2018 Mohammad Razzan didiagnosa kanker otak ketika umurnya baru 10 tahun.Hasil pemeriksaan CT scan dan MRI menunjukkan jenis medulloblastoma. Dokter sarafnya menyarankan untuk operasi, tetapi beresiko karena menekan batang otak dan otak kecil. Dokter umum yang menanganinya akhirnya mencarikan alternatif dengan ECCT. Perkembanganya relatif lancar, keluhannya berangsur hilang seiring dengan reaksi pembuangan yang cukup ekstrim di awal pemakaian 1 bulan pertama, sakitnya hilang, motorik dan keseimbangan tubuh normal. Orangtuanya bekerja di rumah sakit, hanya takut memeriksakan anaknya ke dokter bedah sarafnya lagi maupun cek MRI, khawatir hasilnya tak sesuai dengan kondisi Razzan yang nampak baik-baik saja. Tetapi setelah 6 tahun pakai alat dan kondisinya baik-baik saja, akhirnya orangtuanya memberanikan diri untuk cek MRI, dan hasilnya CLEAR, tak nampak ada bekas kanker di otak Razzan. Kanker yang tumbuh di batang otaknya dan menyumbat saluran otak bersih tanpa operasi hanya dengan ECCT.

Gambar: Paling kanan: Hasil CT scan yang menunjukkan massa tumor pada periventrikel keempat yang menunjukkan jenis medulloblastoma disertai edema cukup luas di seluruh otak dan hasil scan ECVT yang menunjukkan aktifitas tinggi pada area batang otak dan otak kecil sebelah kiri yang menunjukkan aktifitas listrik tinggi yang berkorelasi dengan tekanan intrakranial; Kedua dari kanan: Hasil MRI setelah pemakaian ECCT selama 6 tahun yang menunjukkan kondisi otak yang normal, tak terdeteksi massa lagi (CLEAR); Kedua dari kiri: Hasil scan otak dengan ECVT yang menunjukkan adanya aktifitas abnormal pada area massa awal, tetapi ada peningkatan aktifitas abnormal pada area pineal, yang umumnya berkorelasi dengan aktivasi saraf vagus sebagai efek gangguan pencernaan, sesuai dengan keluhan Razzan terkait sering muncul sakit perut/maag; Paling kiri: Foto Razzan bersama Dr. Warsito pada akhir tahun 2024 yang menunjukkan kondisi Razzan yang sehat, pertumbuhan normal.
Awalnya ia mengeluhkan pusing kepala seperti berputar-putar setelah main gadget agak lama, diikuti muntah-muntah terus selama seminggu dan tak mempan dikasih obat CT scan dan MRI menunjukkan jenis medulloblastoma. Dokter sarafnya menyarankan untuk operasi, tetapi beresiko karena menekan batang otak dan otak kecil. Dokter umum yang menanganinya akhirnya mencarikan alternatif dengan ECCT.
Medulloblastoma adalah tumor otak ganas yang bermula di bagian belakang bawah otak yang disebut serebelum berfungsi dalam koordinasi otot, keseimbangan, dan motorik. Sel-sel medulloblastoma tumbuh dengan cepat dan dapat menyebar ke bagian otak lainnya melalui cairan otak (cerebrospinal fluid) yang mengelilingi dan melindungi otak dan sumsum tulang belakang.
Medulloblastoma dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi paling sering terjadi pada anak kecil dan merupakan salah satu kanker otak yang paling umum pada anak-anak. Medulloblastoma lebih sering terjadi pada keluarga yang memiliki riwayat kondisi yang meningkatkan risiko kanker. Gejala medulloblastoma terjadi ketika tumor tumbuh atau menyebabkan tekanan menumpuk di otak yang menimbulkan gejala seperti mual, muntah, pusing dan gangguan keseimbangan.
Pasien yang didiagnosa kanker ini mempunyai prevalensi kematian 50X lebih tinggi dari rata-rata populasi. Tingkat survival rata-rata untuk kasus kanker ini mencapai 60% untuk 5 tahun dan 52% untuk 10 tahun untuk semua umur. Tingkat survival pada anak-anak relatif lebih tinggi mencapai 69% untuk tingkat survival 5 tahun.
Kanker medulloblastoma memiliki tingkat perkembangan (proliferasi) yang cepat, respon terhadap ECCT termasuk cepat; Semakin cepat berkembang semakin cepat sel mati apabila dipapar dengan medan listrik yang dihasilkan oleh perangkat ECCT. Posisi yang berada pada jalur pembuangan utama yaitu ventrikel keempat sangat membantu pembuangan sel-sel mati, mengalir mengikuti saluran cairan otak-sumsum tulang belakang ke usus dan keluar bersama feses. Razzan mengalami reaksi pembuangan yang cukup ekstrim berupa feses yang berbau sangat menyengat dan berwarna hitam beberapa hari setelah pemakaian alat ECCT berlangsung hingga kurang-lebih sebulan pertama. Seiring dengan reaksi pembuangan yang cukup ekstrim itu, sakit dan keluhan lain yang dirasakan oleh Razzan juga berangsur hilan, motorik dan keseimbangan tubuhnya kembali normal.
Setelah 6 tahun kondisi Razzan sangat baik, aktifitasnya normal, pertumbuhannya normal. Saat ini ia sedang sibuk dengan kegiatan belajar di bangku SMA.
Semoga tetap sehat buat Razzan (WS).
Comments
Post a Comment