KASUS COVERNOMA DI BATANG OTAK, MENGECIL DENGAN ECCT TANPA OPERASI MELEWATI 12 TAHUN
Bu Dewi berusia 39 tahun ketika didiagnosa covernoma, malformasi pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan terselubung di otak pada akhir tahun 2012, berefek pada sakit kepala hebat dan gangguan keseimbangan. Karena posisinya yang di area antara otak kecil dan dekat di batang otak menyebabkan resiko tinggi untuk operasi, Bu Dewi kemudian memilih alternatif dengan menggunakan ECCT. Secara umum ECCT tak dikembangkan untuk menangani kasus non-cancer, tetapi dalam kasus ini ternyata juga membantu memperbaiki pembuluh darah yang mengalami pembengkakan. Keluhan pusing relatif cepat berkurang dalam waktu beberapa minggu setelah pemakaian alat. Bu Dewi hanya pakai alat selama setahun dari awal 2013 karena keluhan sakit kepala sudah hilang. Akan tetapi 5 tahun kemudian di tahun 2028 keluhannya muncul lagi, sehingga ia harus menggunakan alat ECCT kembali dengan rutin. Nampaknya ECCT juga membantu memperbaiki pembuluh darah yang bermasalah seperti covernoma, akan tetapi apabila alat stop dalam jangka panjang bisa muncul kembali.
Cavernoma adalah bentuk kelainan pembuluh darah, bukan tumor atau sel yang tumbuh yang tumbuh, bisa terjadi di otak, batang otak atau tulang belakang, tetapi bukan melalui proses metastasis. Proses perbaikan yang terjadi pada mal-formasi pembuluh darah ini setelah pemakaian ECCT kemungkinan terjadi melalui mekanisme lain yang bukan karena gangguan mitosis pada sel tumor yang sedang berkembang ketika dipapar medan listrik yang dihasilkan oleh alat ECCT.
Covernoma adalah sejenis malformasi vena akibat dismorfogenesis endotelial dari lesi yang kemungkinan sudah ada sejak lahir. Sebuah kavernoma di otak disebut malformasi kavernosa serebral atau CCM. Meskipun disebut sebagai hemangioma, hemangioma kavernosa bukanlah tumor karena tidak menunjukkan hiperplasia endotel. Jaringan abnormal menyebabkan perlambatan aliran darah melalui rongga. Pembuluh darah tidak membentuk sambungan yang diperlukan dengan sel-sel di sekitarnya tanpa jaringan penyangga dari otot polos, menyebabkan kebocoran ke jaringan sekitarnya. Kebocoran darah bisa menyebabkan berbagai gejala kejang, skit kepala kronis, pandangan berkurang, dan gangguan keseimbangan serta otak yang mendadak "lemot."
Di awal Bu dewi hanya pakai alat selama setahun karena keluhan seperti sakit kepala hebat berkurang. Tetapi setelah alat stop cukup lama kurang lebih 5 tahun keluhan sakit kepala hebat muncul lagi. Hasil MRI juga menunjukkan lesi yang muncul kembali tetapi dengan ukuran relatif lebih kecil dari sebelumnya. Ada kemungkinan lesi sudah hampir hilang, tetapi karena lama tak pakai alat mal-formasi itu kembali muncul. Lagi-lagi Bu Dewi hanya kembali pakai alat selama setahun karena keluhannya mulai hilang lagi setelah kembali pakai alat rutin.
Mekanisme perbaikan pembuluh darah balik yang mengalami malformasi dengan ECCT kemungkinan melalui proses stimulasi pada sel-sel epitelial pembntuk pembuluh darah, menghasilkan regangan lemah yang apabila dilakukan terus menerus bisa berefek pada perbaikan struktur sel. Mekanisme ini sering terjadi pada efek ECCT terhadap jaringan atau sel-sel normal, mengakibatkan jaringan yang lebih rekat. Untuk jaringan p[ermukaan efek ECCT juga memberikan pengaruh pada "pembersihan" zat-zat sampah yang mengendap di permukaan, sehingga zat-zat sampah itu tak mengganggu fungsi fisiologis sel atau jaringan, sehingga apabila pemakaian ECCT dilakukan secara rutin dalam jangka panjang ada kemungkinan efeknya permanen.
Tahun 2025 Bu Dewi mencapai 12 lebih dari 12 tahun dari sejak pertama kali. Kondisinya relatif normal, alat masih tersu dipakainya untuk mencegah muncul kembali. Semoga tetap sehat buat Bu Dewi (WS).
Comments
Post a Comment